Rabu, 11 Februari 2015

laporan biokimia lemak/lipid



HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan judul Lemak/Lipida yang disusun oleh :
Nama                             : Nirwana
NIM                                : 1314141019
Kelas/Kelompok             : B/2
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten/Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima.
Makassar,      Januari 2015
Koordinator Asisten,                                                                Asisten,



Sutriadi                                                                                    Sutriadi
NIM. 1214141002                                                                      NIM. 1214141002




Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab


Prof. Dr. Yusmina Hala, MS.
NIP. 19611212 198601 2 002





BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Didalam kehidupan sehari-hari kita sering mengkonsumsi makanan yang banyak mengandug lemak dan minyak. Lemak dan minyak adalah senyawa kimia yang terdapat di alam. Minyak umumnya berwujud cair pada suhu ruang sedangkan lemak cenderung berwujud padat pada suhu ruang. Asam-asam lemak merupakan komponen penyusun minyak dan lemak. Dan lemak merupakan senyawa rantai karbon, dalam rantai karbon asam lemak tersebut terdapat ikatan antar karbon yang berjenis tunggal maupun rangkap ikatan jenis tunggal pada ranatai karbon memiliki kestabilan oksidatif yang lebih baik di bandingkan ikatan rangkap. Sebaliknya ikatan rangkap memberikAn sifat minyak cair pada suhu ruang. Jenis ikatan  yang ada pada asam lemak akan berpengaruh terhadap jenis aplikasi yang cocok terhadapnya.
Lemak terbagi atas dua jenis yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati merupakan lemak yang berasal dari tumbuhan sedangkan lemak hewani merupakan lemak yang berasal dari hewan.
Lemak juga merupakan sumber energy seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak nabati bisa kita temui di kacang-kacangan dan buah-buahan sedangkan lemak hewani dapat kita temukan pada daging seperti daging ikan, daging ayam dan lain-lain. Lemak mempunyai sifat yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti eter, klorofom, dan pelarut organik lainnya. selain itu lemak juga mepunyai kelarutan yang berbeda tergantung dari jenis pelarut yang digunakan, lemak juga mempunyai tingkat keasaman dan kebasaan yang berbeda-beda. Maka dari itu perlunya praktikum ini dilaksanakan untuk membedakan kelarutan lemak dari bahan pelarut yang berbeda-beda, dan untuk mengamati tingkat keasaman dan kebasaan lemak dengan menggunakan beberapa bahan uji.




B.   Tujuan Praktikum
1.    Membedakan kelarutan minyak/lemak dari bahan pelarut yang berbeda.
2.     Mengetahui bahan-bahan yang berfungsi sebagai emulgator.
3.    Mengetahui prinsip kerja gliserol (mengandung gugus aldehid atau keton bebas).
4.    Mengamati tingkat keasaman dan kebasaan dari bahan-bahan uji.
5.    Mengamati pembentukan Kristal pada lemak.
6.    Megetahui pembentukan sabun sebagai emulgator.
C.   Manfaat Praktikum
 Mahasiswa dapat menentukan  perubahan yang terjadi pada lemak tersebut melalui beberapa  pengujian tersebut.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA



Lemak adalah ester lemak dan gliserin. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak. Adapun pelarut lemak tersebut adalah eter, kloroform, benzena, karbontetraklorida (CCl4), xylena, alcohol panas, dan aseton panas. Lipida adalah zat yang menyerupai lemak, sangat penting karena merupakan simpanan tenaga yang amat besar dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K. Bagi hewan dan manusia lipid selain sebagai sumber energy juga diperlukan sebagai insulating pada jaringan lain, juga untuk fungsi dari sel membrane dan lain sebagainya (Hala, 2014).
Lipid adalah zat atau senyawa yang bersifat tidak menghantarkan listrik yang baik. Berbagai organ tubuh yang berfungsi sebagai penghantar impuls  atau rangsangan selalu dibungkus oleh lipid sebagai isolator, misalnya pada organ syaraf hewan-hewan tingkat tinggi atau manusia. Lipid juga sebagai peredam atau kedap suhu. Karena lipid juga sebagai isolator suhu, hewan-hewan yang hidup di kutub dibawah kulitnya disimpan lapisan lemak yang tebal agar suhu tubuh kurang lebih 37oC dapat dipertahankan (Wahab, 2004).
                Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah triester dan gliserol yang disebut gliserida. Jika ketiga asam lemak itu identik, maka hasilnya akan merupakan triliserida yang sederhana. Tetapi bila ketiga asam lemak itu berbeda maka akamn menghasilkan trigliserida camouran. Pada mono dan digliserida masing-masing hanya mengandung lebih dari satu asam lemak. Hingga dengan demikian dalam molekulnya mempunyai gugus hidroksil yang bebas. Di dalam lemak alam, campuran trigliserida mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Hal ini lebih umum dari pada tersusun atas satu macam asam lemak (Sastrohamidjojo, 2005).
                Meskipun demikian ada senyawa-senyawa yang juga terbentuk dari ester-estser dan asam lemak tetapi mengandung juga unsur atau gugus lain. Menurut Sastrohamidjojo, (2005) Berdasarkan hal ini maka telah dapat diklasifikasikan beberapa senyawa sebagai berikut :
1.       Lipida sederhana: eser-ester dari asam lemak dengan bermacam-macam alkohol.
2.       Lipida sering disebut lipoid.
3.       Lemak: eser-ester dari asam lemak dengan gliserol.Lilin: eser-ester dari asam lemakdengan alkohol yang bukan gliserol.
4.       Senyawa-senyawa lipida: senyawa dari asam lemak dengan alkohol juga mengandung gugus lain.
5.       Pospolibida: ester-ester yang mengandung asam lemak dan asam pospat biasanya menganduk gugus hidrogen.
6.       Carebrosida (glikolipida):  senyawa dari asam lemak dengan karbohidrat dan senyawa hidrogen, teapi mengandung asam pospat.
7.       Turunan lipid: suatu zat yang mempunyai sifat-sifat umum seperti lipid.Alkohol: kebanyakan rantai yang normal merupakan alkohol-alkohol yang tinggi dari sterol.
                Lemak dan minyak adalah trigliserida atau trigliserol. Kedua istilah ini berasali “triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifat sebarang. Pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sedangkan besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida pada tumbuhan cenderung berupa minyak oleh karena itu sering terdengar ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari) (Fessenden dkk, 1987).
                Dalam proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak dan gliserol.  Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu, proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses penyabunan ini tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung daari pamjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itu pendek maka jumlah mol asam lemak besar, sebaliknya apabila rantai karbon itu panjang jumlah asam lemak sedikit. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Jadi besar kecilnya bilangan penyabunan ini trgantug pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau dapat dikatakan juga bahwa besarnya bilangan penyabunan tergantung pada berat molekul lemak tersebut. Makin kecil bilangan berat molekul lemak makin besar bilangan penyabunannya. Disamping asam atau basa, lemak juga dapat terhidrolisis oleh enzim, lemak yang kita makan akan terhidrolisis oleh enzim lipase yang ada pada cairan pankreas dan proses ini terjadi di usus halus. Proses penyabuanan lemak atau minyak berlangsung pada pembuatan sabun dalam industri, baik baik sabun maupun gliserol yang dihasilkan dapat larut dalam air. Untuk dapat memperoleh sabun ditambahkan garam NaCl kedalam larutan tersebut (Poedjiadi, 1994).
Asam-asam lemak bebas adalah komponen yang terbentuk pada proses kerusakan minyak. Asam lemak bebas terdapat di dalam minyak atau lemak jumlahnya akan terus bertambah selama proses pengolahan dan penyimpanan. Keberadaan asam lemak bebas biasanya dijadikan indikator awal terjadinya kerusakan minyak minyak kelapa mentah yang bermutu bagus memiliki kandungan asam lemak bebas sampai dengan 3%. Kerusakan oksidasi berlangsung apabila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak atau lemak (Supardan, 2013).
Kandungan asal lemak tak jenuh pada minyak dapat terdegradasi pada ekstraksi menggunakan pemanasan sehingga diperlukan cara untuk menjaga dan meningkatkan kualitas asam lemak tak jenuh tersebut (Sukma, 2010).
                Sifat utama lipid adalah tidak larut dalam air dan hanya larut pada pelarut-pelarut khusus yaitu pelarut non polar seperti alkohol (panas) khloroform, eter, aseton dan sebagainya. Sebagai akibat lipid tidak larut dalam air maka fungsi biologis utama lipid adalah dikatakan sebagai peindung sel atau bagian-bagian sel. Zat atau senyawa yang dilindungi oleh lipid akan kedap air dan akan lebih awet. Oleh karena itu pula lipid dikatakan sebagai pengawet. Pada membran sel lipid adalah bagian integral membran, karena itu lipid sebagai pelindung sel juga terlibat pada proses translokasi zat/ senyawa melalui membran sel (masuk keluar sel) (Wahab, 2004).
                Lemak dan minyak terdapat pada hamppir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan lemak dan minyak berfungsi sebagai penghantar panas seperti minyak goreng mentega, disamping itu penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan seperti pada kembang gula, kue, roti dan lain-lain. Lemak juga merupakan sumbe energi yang lebih effektif dibanding karbohidrat (Winarno, 2004).
BAB III
METODE PRAKTIKUM



A.    Waktu  dan Tempat
Hari / tanggal       : Selasa, 30 Desember 2014
Waktu                    : Pukul 14.00  s.d  16.00  WITA
Tempat                  : Laboratorium Biologi lantai 3  sebelah Barat FMIPA UNM
B.     Alat dan Bahan
1.  Alat                                   
a.    Tabung reaksi
b.    Pipet tetes
c.     Rak tabung reaksi
d.    Bunsen
e.    Gelas ukur 10 mL
f.     Kaki tiga
g.    Gelas kimia 100 ml
h.    Penjepit tabung
2.  Bahan
a.    Mentega  
b.    Minyak kelapa
c.      Minyak ikan
d.     Bensin  
e.    Sabun
f.      Detergen  
g.     Air
h.    Aquades
i.      Reagen Benedict
j.      Gliserol
k.     H2O2
l.      FeCl3
m.  Kertas lakmus
n.      Eter
o.      NaOH (Natrium Hidroksida)
p.      KOH (Kalium Hidroksida)
     C.   Prosedur Kerja
1.     
Mengamati
2 ml air
2 tetes sampel
Uji Kelarutan
 

                        

2.      Uji Gliserol dan Benedict
a.   
5 cc Benedict
 


                                                                 Menambahkan
5 tetes Gliserol
 


                                                                       Memanaskan 3 menit
Amati
                                                                     


b.     
5 tetes Gliserol
          
 

                                                                                     Menambahkan
1 tetes H2O2  dan 1 tetes FeCl3
 



                                                                                     Menghomogenkan dengan vortex
Mengambil 5 tetes
 



Mengamati
Menguji dengan benedict
                                                                                   
5 cc Benedict
 

c.        


                                                                  Menambahkan
25 tetes Gliserol
 


                                                                         Memanaskan 3 menit
Mengamati
                                                                     


3.      Uji Emulsi
Mengamati
10 Tetes Sampel
Sabun 5 cc
mengocok
                                   +

4.      Uji Asam Basa
Membasahi kertas lakmus dengan aquadest
Menguji pada sampel
 



5.     
Mengamati
Sampel
5 cc eter
Kristal Lemak
+                                    mengocok   

6.     
Tabung reaksi II
Tabung reaksi I
Reaksi penyabunan





Sampel 4-5 tetes
4
 

Aquades 3 ml  mmmjdfhuemmml
Tabung II
Tabung I
 








        Menambahkan

1 ml KOH
1 ml NaOH
 



                            
Menanaskan 2 menit
Mengamati
 






























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil pengamatan
1.    Uji emulsi
Pelarut
Sampel
M. ikan
M. kelapa
Bensin 
Mentega
Air
≠ larut
≠ larut
≠ larut
≠ larut
Air + sabun
≠ larut
larut
larut
Larut

2.    Uji gliserol dan benedict
Pelarut
Warna awal
Warna akhir
Benedict+5 tetes gliserin
Biru
Biru kekuningan
Gliserol+benedict
Putih
Kuning pekat
Benedict+25 tetes gliserin
Biru
Kuning

3.    Uji asam Basa
Sampel
Sifat
Mentega
Asam
Bensin
Asam
M. ikan
Asam
M. goreng
Asam

4.     Uji penyabunan
Sampel
Tabung reaksi 1
Tabung reaksi 2
M. kelapa
+( berbusa)
+( berbusa)
M. ikan
+( berbusa)
+( berbusa)
Mentega
+( berbusa)
+( berbusa)

5.    Uji kelarutan
Sampel
Aquades
HCl N2
Alkohol dengin
Alkohol panas
Mentega
≠larut
≠larut
larut
Larut
M. ikan
≠larut
≠larut
≠larut
≠larut
M. goreng
≠larut
≠larut
≠larut
≠larut
Sampel
Na2CO3
Petrolium
Aseton dingin
Aseton panas
Mentega
≠larut
larut
≠larut
≠larut
M. ikan
≠larut
larut
≠larut
≠larut
M. goreng
≠larut
larut
≠larut
≠larut

B.   Pembahasan
1.    Uji emulsi
Percobaan uji emulsi bertujuan untuk membuktikan senyawa yang dapat berfungsi sebai emulgator lemak sehingga dapat larut dalam air. Pada praktikum ini beberapa sampel seperti bensin, mentega, minyak kelapa, minyak ikan yang digunakan dan dari hasil percobaan menunjukkan bahwa pencampuran antara air dengan sampel bensin, mentega, minyak kelapa, dan minyak ikan menunjukan tidak adanya kelarutan artinya masih tetap terbentuk dua lapisan antara air dan sampel yang digunakan, meskipun telah dikocok untuk dihomogenkan. Kemudian ketika pelarut yang digunakan adalah air sabun maka hasilnya menujukkan bensin, mentega dan minyak kelapa yang ditamhkan dengan air sabun kemudian dihomogenkan hasilnya larut dan pada minyak ikan yang tidak larut. Hal ini sesuai dengan teori Hala (2014) yang mengatakan bahwa lemak atau minyak tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil bila ada bahan lain yang berfungsi sebagai emulgator. Nah yang berfungsi sebagai emulgator disini adalah air sabun.
R-COOH + NaOH               R – COONa + H2O
Reaksi penambahan air ke sabun
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq)                    2CaCO3(s) + 2H2O(l)
2.    Uji gliserol dan benedict
Percobaan gliserol dan benedict sampel yang digunakan adalah gliserin, benedict dan gliserol kemudian dihasilkan warna awal yaitu biru putih kuning, setelah dilakukan pemanasan dihasilkan warna biru kekuningan, kuning pekat dan kuning dan terdapat endapan kuprooksida yang berwarna kuning yang menunjukkan reaksi positif. Menurut teori Hala (2014), yang menyatakan bahwa prinsip kerja percobaan ini adalah gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk kuprooksida kuprooksida yang berwarna kuning hingga merah. Reaksi uji gliserol dan benedict :
               
3.       Uji asam basa.
Percoba uji asam basa, tujuan yang ingin kita capai yaitu mengetahui sifat asam dan basa pada suatu lemak/minyak pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah minyak ikan, minyak kelapa bensin dan mentega. Pada percobaan ini, diperoleh hasil yaitu ada pada sampel minyak kelapa, minyak ikan, bensin dan mentega didapatkan kertas lakmus merah tetap merah dan biru berubah menjadi merah yang artinya semua sampel  bersifat asam. Menurut teori Hala (2014), lemak/minyak bila dibiarkan lama akan mengalami perubahan dalam hal ini perubahan sifat baik asam maupun basa.
               
               
4.       Uji penyabunan
Percobaan uji penyabunan, tujuan yang ingin kita ketahui adalah terjadinya hidrolisis minyak oleh alkali. Pada percobaan ini, dilakukan dua jenis percobaan,yakni hidrolisis minyak dan uji sifat-sifat sabun (saponifikasi). Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama kelamaan alkohol akan menguap.Untuk menyempurnakan reaksi hidrolisis, maka dilakukan pemanasan +15 menit sampai busa (sabun) yang terbentuk larut semuanya. Menurut teori Hala (2014), alkali bila bergabung dengan lemak akan membentuk sabun yang berfungsi sebagai emulgator.
                Reaksi dengan KOH :
               
                Reaksi dengan NaOH :
               
5.       Uji kelarutan
Percobaan uji kelarutan, tujuan yang ingin kita ketahui yaitu kelarutan lipid pada beberapa pelarut. Pada percobaan ini, sampel yang digunakan adalah mentega minyak ikan dan minyak goreng. Adapun hasil yang diperoleh ialah minyak hanya dapat larut pada pelarut petroleum karena petrolium merupakan pelarut nonpolar, sedangkan minyak tidak dapat larut pada beberapa pelarut lainnya yakni pada air suling, alkohol, dan larutan Na2CO3, aseton, Hcl2N. padahal alcohol dan aseton merupakan pelarut organic. Kejadian tidak larutnya lemak pada beberapa pelarut organic ini disebabkan karena pelarut tersebut telah terkontainasi dengan bahan-bahan kimia yang lain atau pelarut tersebut sudah lama sehingga keaktifannya untuk melarutkan lemak juga sudah rendah atau bahkan hilang. Menurut teori Hala (2014) derajat kelarutan lemak/minyak dapat dilihat dengan pengamatan yang tergantung dari bahan pelarut yang digunakan.  
               
               



















BAB V
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Berdasarkan  pembahasan di atas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa:
1.    Pada uji emulsi  Zat-zat yang berfungsi sebagai emulgator adalah sabun . sabun menghasilkan emulsi yang stabil ketika direaksikan dengan minyak.
2.       Pada uji gliserol dan benedict,  reaksi yang ditunjukkan adalah reaksi positif karena mengahsilkan warna kekuningan, kuning dan kuning pekat yang  artinya reaksi ini mengandung aldehid atau keton bebas.
3.       Pada uji asam basa, Sampel minyak goreng, minyak ikan, mentega dan bensin semuanya bersifat asam.
4.       Pada uji penyabunan, semua sampel( minyak goreng, minyak ikan, mentega) semuanya menandakan reaksi positif yang ditandai dengan adanya pembentukan busa.
5.       Pada uji kelarutan yang bisa melarutkan sampel adalah alkohol panas dan alkohol dingin untuk mentega sedangkan petroleum bisa melrutkan semua sampel.
6.       Pada percobaan uji emulsi, kita dapat mengetahui bahwa sabun adalah emulgator karena dapat melarutkan lemak/lipida.
B.   Saran
 Praktikan yang melakukan pengamatan seharusnya lebih teliti dan cermat sehingga pengamatan yang dilakukan dapat memberi hasil yang memuaskan, serta dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam melaksanakan praktikum ini agar pencapaian tujuan dapat terlaksana.






                                        DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp dkk. 18982. Kimia Organik Edisi ke tiga jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hala, Yusminah dan hartono. 2014. Penuntun Biokimia Umum. Makassar: Jurusan
                                                            Biologi FMIPA UNM.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Gadjah  Mada UniVersitaPress:Yogyakarta.
Sastrohamidjojo, hardjono. 2005. Kimia organik stereo kimia, karbohidrat,lemak dan                                                           protein. Gadjah Mada University Press: Yogjakarta.

Sukma, Nurul, dkk. 2010. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. Vol.1 No.1. Hal 66-67 Bandung April 2010.

Supardan, Dani. 2013. Jurnal Hasil Penelitian Industri. Vol.6 No.1 Hal.1-54. Banda Aceh April 2013

Wahab, H. M. 2004. Pengantar Biokimia Edisi Revisi. Bayu Media Publishing: Malang
Winarno. 2001. Dasar-Dasar Kimia Organik. Bumi Aksara : Jakarta

















1 komentar:

  1. Play the best casino games - jtmhub.com
    Top slots, casino and sports betting sites in 안양 출장안마 Malaysia, Malaysia, Macau you will know some casino 제천 출장마사지 games in 고양 출장안마 a 서산 출장안마 game that's 군포 출장샵

    BalasHapus